SEJARAH DESA

SEJARAH DESA KARANGTENGAH KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN PEMALANG

Mengulas kembali tentang sejarah suatu Desa sudah tentu kita harus berupaya menggali fakta – fakta sejarah tentang asal – usul suatu Desa. Fakta – fakta dimaksud dapat berupa peninggalan tertulis (lontar, prasasti) maupun cerita/penuturan dari para saksi sejarah.

Berpijak dari kerangka tersebut dalam memaparkan sejarah Desa Karangtengah kami lebih banyak berpijak dari cerita “tetua” sebagai saksi sejarah yang sekaligus sebagai perintis dan tahu keberadaan/asal – usul Desa ini sehingga disebut Desa Karangtengah.

Namu sebelumnya kita patut bersyukur akan kebesaran Allah SWT, karena atas berkatNyalah tercipta segala isi alam semesta ini, sedangkan kita sebagai manusia hanya mampu memberikan sebuah nama pada segala yang diciptakannya.

Berdasarkan cerita dari para saksi sejarah, barulah dapat kami paparkan sejarah Desa Karangtengah secara singkatnya sebagai berikut :

Wilayah atau daerah Karangtengah sudah ada sejak zaman dahulu sebelum merdeka. Menurut cerita nenek moyang terdahulu sebelum dinamakan Desa Karangtengah, dulunya merupakan sebuah desa yang berada disawah Sewuni yang sekarang dikenal dengan sawah Blok Tangsi atau Lumban. Pada saat sebelum merdeka, konon didaerah tersebut sering sekali terjadi keributan, kekerasan, penggarongan dan perkelahian dimana – mana, yang dilakukan oleh para kecu atau segerombolan orang yang suka berbuat kacau. Tentu saja hal tersebut sampai akhirnya diketahui oleh Penguasa Pemalang yang sekarang biasa disebut dengan Bapak Bupati Pemalang.

Bapak Bupati Pemalang kemudian mengadakan sayembara bagi siapapun dengan maksud : “Barang siapa yang bisa menumpas para kecu yang sering berbuat kacau maka akan diberikan hadiah”.

Singkat cerita Mbah Wonogati yang berasal dari daerah Sewuni itu pun mengikuti sayembara tersebut sampai akhirnya mampu meredam para kecu yang sering berbuat kekacauan. Mendengar hal tersebut Penguasa Pemalang atau Bapak Bupati Pemalang langsung menindaklanjuti dan menanyakan kepada Mbah Wonogati perihal hadiah apa yang akan diminta. Kemudian Mbah Wonogati diberikan banyak pilihan hadiah berupa uang, emas, atau jabatan.

Akan tetapi dengan santai Mbah Wonogati pun menjawab sambil tersenyum : “tidak akan ada dari hadiah tersebut yang kami pilih pak, kami hanya ingin desa kami tidak berada di areal persawahan atau Sewuni. Namun tanpa berpikir panjang, Sang Penguasa Pemalang atau Bapak Bupati Pemalang langsung memberikan pernyataan “bahwa akan disempilkannya tanah atau wilayah Desa Banglarangan bagian selatan dan tanah Desa Ampelgading bagian utara untuk dijadikan wilayah Desa Karangtengah sebagai hadiahnya kala itu.

Dengan perasaan riang gembira Mbah Wonogati pun pulang dan langsung mengumpulkan para tokoh Sewuni kemudian diceritakannya bahwa beliau (Mbah Wonogati) telah mendapatkan hadiah dari Penguasa Pemalang berupa sempilan wilayah Desa Banglarangan dan sempilan wilayah Desa Ampelgading untuk dijadikan daerah pengganti sawah Sewuni mereka. Oleh karena wilayah tersebut berada ditengah-tengah antara Desa Banglarangan dan Ampelgading maka kemudian disepakati oleh para tokoh Sewuni diberi nama Karangtengah yang artinya (karang = pekarangan) dan (tengah = yang berada ditengah-tengah antara Desa Banglarangan dan Desa Ampelgading). Maka jadilah sebuah desa yang sampai sekarang kita kenal dengan nama Desa Karangtengah.